Kecelakaan kerja akibat terjatuh dari ketinggian merupakan salah satu jenis kecelakaan kerja yang paling berbahaya dan dapat menyebabkan cedera serius bahkan kematian. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ini, penggunaan safety harness menjadi salah satu hal yang sangat penting. Alat ini adalah alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi pekerja dari jatuh dari ketinggian. Alat ini di rancang untuk menahan beban tubuh pekerja dan mencegahnya agar tidak menghantam permukaan keras saat jatuh. Artikel ini akan membahas mengapa safety harness penting di lingkungan kerja dengan risiko tinggi terjatuh.
Gambar 1. Simulasi Penyelamatan Darurat di Ketinggian
Sejarah Evolusi Safety Harness
Konsep safety harness pertama kali muncul pada awal abad ke-20, sebagai respon terhadap meningkatnya kecelakaan kerja akibat terjatuh. Pada masa itu, alat ini masih sederhana, terbuat dari bahan-bahan yang kuat namun tidak nyaman di pakai.
Pada tahun 1940-an, safety harness mulai berkembang pesat. Ide untuk membuat alat ini berasal dari peralatan yang digunakan oleh tentara terjun payung selama Perang Dunia II. Alat ini yang baru ini lebih nyaman di pakai, dan lebih efektif dalam mencegah pekerja terjatuh.
Seiring berjalannya waktu, safety harness terus berkembang. Produsen alat ini mulai menyadari bahwa alat yang mudah di gunakan akan lebih banyak digunakan oleh pekerja. Oleh karena itu, alat ini mulai di desain agar lebih nyaman di pakai, dan mudah di pasang dan di lepas.
Keamanan juga menjadi perhatian utama dalam pengembangan safety harness. Produsen alat ini mulai menggunakan bahan-bahan yang lebih kuat dan tahan lama, serta menerapkan desain yang lebih aman.
Pada tahun 1998, OSHA (Occupational Safety and Health Administration) mengeluarkan aturan yang membatasi penggunaan body belt. Aturan ini di keluarkan karena body belt di anggap kurang aman di bandingkan safety harness.
OSHA sendiri di dirikan pada tahun 1971, dan telah memainkan peran besar dalam meningkatkan keselamatan kerja di Amerika Serikat. Perlindungan dari jatuh menjadi salah satu prioritas utama yang di perhatikan oleh badan tersebut.
Aturan yang di keluarkan oleh OSHA mendorong pemilik usaha untuk menyediakan safety harness bagi pekerja mereka. Hal ini menunjukkan perubahan penting di mana para pemilik usaha mengerti bahwa mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerja mereka bisa pulang dengan selamat setelah selesai bekerja.
Fungsi Utama Safety Harness
Fungsi utama safety harness adalah untuk mencegah jatuh. Tali yang terhubung ke titik penahan akan menahan pekerja jika mereka jatuh. Hal ini dapat mencegah pekerja dari cedera serius atau kematian.
Selain mencegah jatuh, alat ini juga memiliki fungsi lain yang penting, yaitu:
- Mendistribusikan beban. Alat ini di rancang untuk mendistribusikan beban tubuh pekerja secara merata, sehingga mengurangi tekanan pada satu titik tertentu. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko cedera, terutama pada tulang belakang dan organ vital.
- Penyelamatan darurat. Alat ini dapat di gunakan untuk menyelamatkan pekerja jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat lainnya. Tali penyelamat dapat di gunakan untuk mengevakuasi pekerja dengan cepat dan aman.
Gambar 2. Simulasi Penyelamatan Darurat di Ketinggian
Jenis-jenis Safety Harness
Jenis-jenis safety harness dapat di kategorikan berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
Posisi penahan
- Full body harness adalah jenis harness yang paling umum di gunakan. Harness ini memiliki penahan di bagian pinggang, dada, dan paha. Harness ini memberikan perlindungan menyeluruh bagi pekerja, dan cocok untuk berbagai jenis pekerjaan di ketinggian.
- Lanyard harness adalah jenis harness yang hanya memiliki penahan di bagian pinggang. Harness ini lebih ringan dan nyaman dipakai, tetapi tidak memberikan perlindungan menyeluruh seperti full body harness. Harness ini cocok untuk pekerjaan yang tidak terlalu berisiko tinggi.
- Chest harness adalah jenis harness yang hanya memiliki penahan di bagian dada dan bahu. Harness ini memberikan perlindungan tambahan pada bagian dada dan bahu, terutama dalam situasi di mana posisi tubuh sangat penting. Harness ini sering di gunakan oleh pekerja yang bekerja di ketinggian rendah, seperti pekerja konstruksi dan petugas pemadam kebakaran.
Jumlah titik penahan
- Single point harness hanya memiliki satu titik penahan. Harness ini lebih terjangkau, tetapi kurang aman di bandingkan harness dengan dua titik penahan atau lebih. Harness ini cocok untuk pekerjaan yang risiko jatuhnya rendah.
- Double point harness memiliki dua titik penahan. Harness ini lebih aman dibandingkan single point harness, karena dapat menahan pekerja jika jatuh dari arah manapun. Harness ini cocok untuk pekerjaan yang risiko jatuhnya sedang.
- Multipoint harness memiliki tiga titik penahan atau lebih. Harness ini paling aman, karena dapat menahan pekerja jika jatuh dari arah manapun. Harness ini cocok untuk pekerjaan yang risiko jatuhnya tinggi.
Fitur tambahan
- Harness dengan tali penyelamat di lengkapi dengan tali yang dapat di gunakan untuk mengevakuasi pekerja jika terjadi kecelakaan. Harness ini cocok untuk pekerjaan yang risiko jatuhnya tinggi.
- Harness dengan sabuk pengaman di lengkapi dengan sabuk pengaman yang dapat di gunakan untuk menahan pekerja jika mereka terjatuh. Harness ini cocok untuk pekerjaan yang risiko jatuhnya sangat tinggi.
Pilihan jenis harness tergantung pada jenis pekerjaan, situasi kerja, dan kebutuhan spesifik pekerja di lapangan. Kepemimpinan dan pengelolaan proyek bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerja di lengkapi dengan jenis safety harness yang sesuai untuk setiap tugas.
Regulasi Penggunaan Safety Harness
Pemerintah Indonesia telah mengatur tentang penggunaan full body harness atau safety harness melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja pada Ketinggian, dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1856:2015 tentang Alat Pelindung Jatuh.
Berdasarkan regulasi-regulasi tersebut, tenaga kerja yang bekerja pada ketinggian wajib menggunakan full body harness. Hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dari risiko jatuh dari ketinggian yang dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian.
Full body harness harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, yaitu mampu menahan beban minimum 12 kN, memiliki konstruksi yang kuat dan tidak mudah rusak, memiliki label yang menunjukkan informasi penting tentang produk, dan memiliki masa kedaluwarsa yang ditetapkan oleh produsen.
Pengusaha wajib menyediakan full body harness yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan dan memastikan tenaga kerja menggunakan full body harness tersebut secara benar dan aman.
Prosedur Penggunaan Safety Harness
Berikut adalah prosedur penggunaan safety harness yang benar dan aman:
- Periksa safety harness sebelum di gunakan. Pastikan tidak rusak, tidak ada tali yang terurai, dan buckle tidak rusak.
- Pakailah safety harness sesuai dengan ukuran tubuh. Tali-tali harus pas di tubuh, tidak terlalu ketat atau terlalu longgar.
- Pasang tali bahu dan tali dada. Tali bahu harus di tempatkan di bahu, dan tali dada harus di tempatkan di dada.
- Pasang tali pinggang. Tali pinggang harus di tempatkan di pinggang, dan harus kencang agar safety harness tidak bergeser.
- Pasang lanyard. Lanyard adalah tali yang menghubungkan safety harness ke titik penahan jatuh. Lanyard harus di pasang dengan benar agar dapat menahan beban pekerja jika terjadi jatuh.
- Pastikan safety harness sudah terpasang dengan benar. Periksa kembali semua tali dan buckle untuk memastikan alat ini sudah terpasang dengan benar.